Event Coverage // Tancap Gas Ke Paramount...

Sore hari yang mulai gelap karena matahari ingin terbenam, seperti biasa, disaat itu lah aktifitas gue hari itu juga ikut terbenam, seperti biasa, untuk mengalihkan kejenuhan yang amat sangat, gue-pun mencoba membuka instagram guna melihat story dedek-dedek lucu teman-teman yang ngepost aktifitas kesehariannya, keadaan tak terduga pun menghampiri, ketika gue ngeliat salah satu story dari Mas Ferdi serta adik kesayangannya Si Hugo, ternyata ada event sedang berlangsung di bilangan BSD, lebih tepatnya di sirkuit Paramount yang ada kabar bakal ditutup karena lahan yang ingin dijadikan perumahan.

Dengan gesit gue langsung DM si Ferdi, setelah bertanya-tanya event apa yang sedang berlangsung, tak lama setelah dia membalas pesan, ternyata itu event yang lumayan ternama, disebutkan bahwa acara yang sedang berlangsung bertemakan speed offroad dan rally, atau yang lebih dikenal dikalangan masyarakat pencinta rally tanah air dengan sebutan IXOR. 



Setelah tahu informasi yang gue dapet, dengan gesit gue meminta Ferdi untuk bareng kesana, guna menghabiskan waktu luang serta itung-itung penyegaran pemikiran juga. Namun, kali ini agak berbeda karena Ferdi meminta gue untuk bangun lebih pagi biar tidak telat kesananya (tumben juga...) Ternyata, setelah di telaah dia berserta sepupunya si Hugo udah punya janji dengan orang karena jasa mereka yang dipake untuk mendokumentasi, terpaksa gue iyakan kondisi tersebut toh gue nebeng juga kesananya hehehe.  

Pagi hari menjelang dan Alhamdulillah gue untungnya kebangun, dengan sigap, gue langsung mempersiapkan diri, dengan bermodalkan uang yang nge-pas, serta tas untuk naro minuman serta perlengkapan lain, sampai dirumah yang punya mobil, Mas Ferdi ternyata udah lebih siap lagi dengan memanaskan si Bela, E36 yang legendaris itu, tanpa ada ina juga inu, langsung lah kami chaw ke TKP.

Sekitar pukul 08:00 WIB, akhirnya kita sampai juga menginjak tanah di sirkuit Paramount, BSD, kala itu hanya gue dan Ferdi yang baru sampe duluan, sedang Hugo belom memberi tanda-tanda akan kedatangannya.

5 menit... 10 menit... pun berlalu, terdengar suara dering dari hp, ternyata notif dari si Hugo, kabar sial pun menghampiri, dia menginfo kan bahwa kemungkinan akan telat sampai sirkuit karena musti bantuin bokapnya. Karena pemanfaatan waktu, Ferdi berinisiatif moto-moto duluan, dan inilah beberapa foto yang berhasil ia dapatkan.


No Road. No Problem.





Fly-Fly away.

Prepare for the landing.



Dari sekian peserta lain, gue akan selalu inget dengan tim satu ini. Jhonlin Racing Team.

Andai tempat tidak seramai itu, si Scrambler ini bakal dapat pemandangan serta angle yang bagus.


1 jam belalu, dari kejauhan terlihat manusia yang layaknya gue kenal  keluar dari avanza, yang dimana avanza tersebut juga tak asing dipandang mata, tak terduga si Hugo datang lebih cepat dari perkiraan, dengan gesit gue langsung hampiri, dan sekaligus nge-test ride medan tanjakan di Paramount, menggunakan avanza tentu-nya. Tak diduga ke-hoki-an pada diri Mikhail Hugo kala itu ternyata banyak membawakan berkah pada dirinya, salah satunya adalah masuk tanpa membayar, bukan karena dia menerobos layaknya Franklin di GTA V, namun dengan menyarukan diri layaknya team dari media team setempat (memang kali itu nugas bakal dokumentasi di TKP, namun konvoi tersebut milik team media lain...) Lain hal-nya kita berdua, malah membayar sebesar Rp. 20.000,- tahu seperti ini, tadi barengan saja... Eh, tapi kan mereka udah buat janji, dibayar pula...


Background seperti ini mendukung bakal produksi video clip lagu-lagu Via Vallen sepertinya...

Kalo boleh meng-deskripsikan keadaan disana, jujur disana sangat panas, mendung akan jadi berkah sepertinya, untungnya gue bawa topi serta minum yang banyak, haus, letih juga lama-kelamaan, akhirnya gue dan awak-awak yang lain mutuskan untuk rehat. Tak berselang lama kabar dari teman kami abang Reyhan Siagian pun nelpon, berkabar doi mau nyusul ke Paramount, akhirnya kita putuskan menunggu, sembari saling kontak-mengontak, gue dan Ferdi dengan santai ngadem di Avanza-nya Hugo, yang lengkap akan kabelan charge dan AC-nya yang dingin, mantab jiwong....



Selagi bermain sembari beristirahat, kini giliran Hugo yang gantian ngerjain kerjaan abangnya, karena terlihat para peserta sudah mulai meramaikan sirkuit yang ramai, gue puruskan ikutan turun ngeliat daerah sekitar, begitupun juga Ferdi sembari mematikan mesin Avanza yang konon dipakai untuk narik grab, bukan hanya sebagai sarana untuk berkendara, namun sarana mencari uang juga, salute buat mobil satu ini!


Let's Go Boissss.

Karena Hugo dan abangnya Ferdi lagi ngerjain project moto-motonya, dan kini giliran gue sibuk diterror oleh bocahan radal, abang Reyhan yang akrab dipanggil Ey, beberapa kali saling menghubungi amat lah sukar, karena didukung oleh tempat yang lumayan antah berantah ini yang melahirkan sinyal buruk untuk smartphone gue yang saat itu juga jauh lebih buruk, hingga terciptanya suasana teriak-beriak di telpon, untung saja teriakan di telpon tadi membuahkan hasil yang positip, akhirnya si Ey yang tadi nya hampir kesasar kini telah sampai kepangkuan ilahi juga di TKP mengikuti jejak kami.


Putih mulus nggak kayak ownernya.. #eh

Dan itu lah kendaraan yang berhasil menempuh radal - bsd dengan selamat sentosa, Ey memutuskan membawa mobil hariannya, yang kata sang owner diberi nama Darth, karena saat itu si Fini (Infiniti I30) sedang di bengkel guna penyehatan kembali akibat disiksa oleh pengguna sebelumnya.


 Ini dia tampang si Fini and maybe, soon mobil ini bakal jadi cerita meramaikan blog ini...

Setelah semua terkumpul menjadi satu, gue putuskan untuk nyari spot nongkrong yang tidak terkena panas, karena lumayan menyengat juga di Paramount... Ketemulah satu tempat yang pas banget untuk ngaso sembari ngobrol, namanya kalo nggak salah Nasi Pecel + ada nama ownernya, dirasa cocok karena beberapa hal, satu murah, kedua adalah hemat, terkahir karena lapar, hehehe. Sebelum gue dan anak-anak mesen makanan, dengan inisiatif Ferdi yang kala itu masih megang kamera mendokumentasikan beberapa peserta yang lagi turun sebelum adanya jeda.







Cantik nian dikau Rover, walau sudah tua semakin menjadi...

2 jam berlalu, perut puas karena permintaannya terpenuhi, matahari yang kala itu menyengat kulit hingga menembus raga, kini mulai pelan-pelan terbenam mengurangi sengatannya, singkat kata hari itu mulai sore, Ey juga kebetulan pamit duluan karena ada urusan, ujung-ujungnya kami bertiga lagi, karena foto hari itu belum terlalu banyak, Hugo dan Ferdi pun berdiskusi mencari spot yang enak bakal angle foto yang lebih baik, lalu karena hal itu gue akhirnya ngasih saran untuk pindah ke sebrang trek, yang sebenarnya ketiga dari kita juga tidak tahu diperbolehkan atau tidak, karena tidak ada yang menegor, jadi anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aaaandddd back to work...


Lompat 1

Lompat 2

 Jujur spot satu ini sebenernya sangat gue favoritkan, namun karena ada rasa ingin mengurangi kelilipan dan menghindari ISPA, akhirnya gue mengajak Ferdi untuk pindah ke spotnya Hugi, untung saja beliau mengayokan ajakan ini, jikalau tidak, mungkin gue pulang membawa penyakit.


Big Foot Get Caught On Tape

Berada di spot yang ditempati oleh Hugo ternyata nyaman dan sedikit akan debu juga, bisa disebut ini spot yang bakal fix kita tempatin untuk foto, namun semua itu akan pudar karena gue ngebuat onar di spot ini, bukan karena gue mencoba untuk menyabotase kerjaan mereka namun lebih kepada urusan perut, dan ya, ditengah riuh, rusuh, pilu-nya tempat gersang ini gue ada rasa untuk buang air besar (dibaca: Berak) namun karena toilet didaerah ini tidak tersedia terpaksa gue menahan rasa ini hingga waktu yang cukup lama, bisa disebut ini adalah cobaan untuk gue sendiri.


Sempat terlintas dipikiran ingin rasanya masuk ke caravan megah milik JRT, hanya untuk menuntaskan tugas mulia ini...


Karena kesibukan gue yang tidak bernilai akhirnya gue mutusin untuk jalan-jalan diluar area sirkuit guna melupakan urusan perut yang tidak terkontrol ini, sembari gue muter-muter Ferdi lanjutin sesi motretnya di area sirkuit begitu-pun juga adiknya Hugo.


Misi bang...
Senja....
Sayang seribu sayang, kendaraannya mogok, respect to the man who drive this cheerokee.

Karena ada rasa tidak enak karena ninggalin mereka berdua di sirkuit, ada bisikan untuk membelikan mereka minum, agak jauh memang tapi sepadan, balik ke sirkuit, gue terheran-heran, dua bocah tadi menghilang, ada perasaan nggak enak muncul, mulailah pikiran-pikiran aneh, tiba-tiba ada suara teriakan dari tempat tidak jauh dari lokasi awal, tak tahunya, mereka pindah dimana spotnya lebih enak, bisa nyantai, bisa duduk pula, lucky for us angle disini juga lumayan bagus (Kenapa nggak kepikiran daritadi kesini aja...)


Inilah dia T.B Adhi dari team BMB Motorsport - HRVRT dengan kelihaiannya memacu tunggangan buas miliknya

Lalu dari belakang diikuti oleh  Julian Johan serta Co-drivernya Jordan Johan menggunakan sang pujangga sirkuit Ironwolf

Om Rifat dari pertamax motorsport, waktunya Showtime!

TIDAK!






Karena berdua dari mereka sedang sibuk memotret dan inilah yang gue lakukan... so f-ing cringe (NSFW.)




Sebegitu lamanya kita mengendap di spot nyaman ini hingga kami pun lupa waktu, karena jika diingat kembali, kala itu lebih banyak istirahat nan berleha-leha ketimbang motret-motretnya, karena waktu juga mulai sore, kita putuskan untuk pindah ke lahan parkir, yang dimana tempat paling aman, toh juga kala itu berbarengan dengan berkahirnya acara sprint offroad yang ditandai dengan munculnya kelas sprint FFA (Free For All), entah itu benar atau tidaknya, namun itulah yang otak gue ingat hehehe.


Hawa-hawanya bukan convert dari EX...

Mana mungkin convert, ini adalah Evo X asli (Jadi Pengen).

Lancer GTI CB5, mobil idaman... tapi kalau yang ini mungkin internalnya sudah sangar, Who knows...

Subie Subie Subie

Livery bertemakan GULF memang tidak pernah mengecewakan dipandangan gue.

Subie Subie Subie (2)

Karena gue kira hari itu acara sudah selesai, maka ada ide untuk berpulang, maksutnya berpulang kerumah, karena event yang saat itu digelar dan kebetulan tidak sengaja gue hampiri mengakibatkan seluruh kerabat yang datang sempat merasakan kepanasan hingga dehidrasi akibat kurangnya asupan air minum untuk melepas dahaga, ini mungkin yang dinamakan panas yang biadab nan menyiksa. Alhasil perkiraan gue ingin pulang itu salah, ternyata masih diadakan final kelas offroad untuk menentukan siapa yang hari itu akan meraih kemenangan, tapi karena gue nyerah dengan keletihan yang menyerang, gue jadinya menyetujui keputusan tubuh gue, dan terbaringlah tubuh ini di mobil bohay nan sexy namun sedikit buruk rupa, dialah si Bela.


The myth, The legend, This Is Bela.

Kala itu tidak ada perbedaan panas diluar dengan didalam mobil, karena AC-nya matek, wallahu itu ownernya mengapa tak menyervisnya, untung sekarang sudah dingin mungkin beliau sudah menyadarkan diri.

Lagi santai, sembari rebahan di jok recaro e36 nya Ferdi, ada suara keramaian diluar, yang sontak membuat kita yang lagi leha-leha dimobil keluar, tak tahunya sebelum sampai ke tahap final, diadakan konvoi yang berisikan para finalis majalah gadis  pembalap yang berkompitisi di event tersebut, karena tidak ingin kehilangan moment ini, maka Ferdi tidak segan-segan mengeluarkan kameranya yang canggih guna memotret momen-momen tersebut.

Rally + Subaru = Perfection!

Terlihat enjoy ya mereka, terlihat dari raut wajah yang ditunjukan para perserta.

Butuh Aqua?

Halo om Rifat!

Cheese!

"Didepan belok kanan."

Dari belakang diikuti oleh adiknya Om Rizal Sungkar.

Sehabis konvoi usai, setelah itu terdapat jeda kurang lebih setengah jam sebelum mulainya sesi final, karena bosan juga jikalau ngambil spot yang sebelumnya, maka diputuskan juga untuk berpindah ketempat yang lebih baru, dan juga lumayan luas tentunya. Setelah kami berpindah ke spot yang baru itu pas sekali dengan berlangsungnya final kejuaraan sprint offroad, walau hari sudah semakin senja, namun semangat para ahli photography Ferdi dan Hugi tidak pernah pupus, kalau gue sih jangan ditanya jiwa dan raga kala itu mulai meninggalkan masing-masing tugasnya.


Hugo sedang bergaya dan gue dengan bodohnya melakukan tampang dengan wajah beler, rambut juga kayak manusia purba, ditambah nyawa juga kurang nyatu... damn, capek tenan rek!
Lalu, berlanjutlah gue dan mereka ketugas sedia kala, dimana Hugi bertugas di trek arah ke finish sedang gue dan Ferdi di trek awal start.















Jreng, jreng, mungkin disaat, diwaktu, dimenit dan detik, pada saat itu, menurut gue pribadi adalah kejadian atau bisa dibilang tragedi yang akan memakan nyawa dari seorang anak belia yang umurnya mungkin masih panjang, serta masih membutuhkan rasa nikmatnya dunia, ya dia adalah adik sepupu dari Ferdi Lazuard, bernama Mikhail Hugo. Hampir aja gue dan Ferdi nelfon tempat pembuatan buku yasin, kejadian itu terjadi begitu cepat, awalannya saja sudah membuat jantung berdetak cepat, gimana tidak, tubular bermesin V8 dari chevy LS yang mengeluarkan tenaga sekitar 800hp kehilangan kendali ketika remnya pada saat itu tidak berfungsi ditambah pijakan gas yang tersangkut membuat sang driver terpaksa membanting stir ke arah penonton lebih tepatnya para fotografer, beruntung semua pihak yang pada saat itu tengah di TKP selamat semua, dan tidak adanya korban jiwa.

Hoki nan beruntung si Hugo sempet motret beberapa detik-detik kejadian yang hampir mengukirkan namanya di batu nissan. Mungkin inilah artinya kematian masih menolak korbannya guna untuk memberi tambahan umur agar berkesampatan untuk bertaubat.


Masih tidak terjadi apa-apa

Hmmm... mulai ada kejanggalan
Agak ganjil, ah mungkin ini masih hal yang biasa...

Kelewat Janggal...

Well... Here comes the pain...!

Setelah diselediki kemudia dibalik sang monster itu ialah om Dirman Rasyad dari tim JRT, dan kejadian itu sontak buat gue berdua dengan Ferdi langsung menghampiri Hugo, untuk anaknya tidak apa-apa, karena kalaupun disalahkan tidak ada yang salah, karena ke spot yang terakhir ini adalah persetujuan bersama, abis kejadian itu reflex tubuh gue tremor, lumayan shock juga, depan komuk, sadis, gak kebayang kalo gue keserempet mungkin bisa terpental, apa kabar Hugo yang cuma setengah meter dari  mesin bertenaga badak tersebut, hampir saja dia menjadi sampul halaman depan yasin.

Tragedi menyeramkan tersebut juga ditandai berakhirnya kesenangan kami di event IXOR 2017, dan hal itu kami gunakan sebagai pembelajaran guna memilih spot yang aman, nyaman, dan tepat, karena jikalau hal ini terulang mungkin ke-hoki-an saat itu terjadi belum tentu berpihak pada kami bertiga, always stay safe, karena konon pepatah tua pernah mengatakan "safety can be fun."

Mungkin itu lah yang gue bisa ceritakan momen-momen yang terjadi selama berlangsungnya IXOR 2017, di Sirkuit Paramount, terakhir yang ada dipikiran gue sebelum gue menutup tulisan hari ini adalah satu hal, Hugo sama Ferdi udah belum ya dapat bayarannya...?













Comments